Matahari telah bergeser dan
cahayanya pun pergi. Ramainya jalan menghiasi ibukota saat itu. Adzan pun dilantunkan di masjid masjid dan
mushola. Aku dan ibu bergegas ke masjid
untuk sholat. Ya.. dialah yang selalu ada untukku lebih dari sahabat, temen,
bahkan pujaan hati. Ibu yang menafkahi aku setelah ayah meninggal saat aku
berumur 5 tahun.
Malam ini ibu berjanji untuk
menceritakan tentang masa kecilku. Rasanya tak sabar aku mendengar cerita ibu. Katanya
yang lembut dan mendidik itu memperjelas akan kehidupan ini. Aku senang sekali
jika Ibu seperti ini.
Ternyata masa kecilku lumayan
menyenangkan. Selalu dimanja, dididik dan diberi kasih sayang cukup. Sayangnya kebahagiaanku
bersama ayah tidak sampai umurku sekarang. ingin sekali ayah disini melihatku
sudah memakai seragam SMA.
Yah… walaupun hidupku berstatus “sangat
sederhana” tapi aku selalu merasa cukup dan selalu mensyukuri keadaanku. Ibuku selalu
berkata padaku kalau kita harus belajar
berterima kasihlah kepada Allah SWT. Akupun juga menyadari kalau aku hanyalah
orang yang tidak mampu dalam hal materi. Makanya aku ngga punya teman. Karena orang
orang disini emang pilih kasih.
Aku selalu bersabar menghadapi
kesedihan dan ketidakadilan itu menerima perkataan mereka. Caci maki mereka dan
sindiran mereka. Aku menganggap semua itu hanya angin lalu. Bahkan aku pernah
diusir dari masjid karena aku adalah orang miskin, yang tidak pantas untuk
masuk kerumah Allah SWT. Betapa sakit hati ini. Sakit sekali ujian yang di
berikan Tuhan. Namun aku harus melewati ini. Karena inilah tantangan hidupku.
Aku juga pernah bertanya pada ibu
“ ibu, mengapa Tuhan memberikan semua ini untuk kita ? padahal kita selalu
berdoa dan beribadah. Apa Tuhan tidak mendengar doaku ?? atau kita memang tidak
pernah meminta dihadapannya ?”. lalu dengan sedikit tersenyum ibu menjawab
pertanyaanku “ sabar nak, Tuhan sedang menguji iman kita, kamu harus bersyukur,
jadilah anak yang baik ya nak “
Sejak saat itulah aku berharap
kepada Tuhan, aku harap Tuhan mengabulkan doa-doa sederhanaku. Aku ingin sekali
menjadi penulis atau pengarang sebuah cerita. Aku memang hobi mengarang cerita,
apalagi membaca cerita.
Doa ibu juga selalu menyertai
harapan kecilku itu. Kelak, suatu saat nanti jika sudah menemukan “ ini aku “
aku akan mengangkat keluargaku dari kemiskinan dan akan membentuk keluarga
bahagia tanpa adanya ketidak adilan , tetapi tetap menjadi keluarga yang
sederhana.
Doa
Ibu selalu menyertaiku